![Gubernur Jambi Buka Festival Biduk Sayak, Tradisi Suku Melayu di Air Hitam Sarolangun](https://jambiin.com/asset/foto_berita/IMG-20240919-WA0033_(1).jpg)
Gubernur Jambi Buka Festival Biduk Sayak, Tradisi Suku Melayu di Air Hitam Sarolangun
JambiIn.com–Gubernur Jambi, Al Haris, menghadiri dan membuka Festival Biduk Sayak, tradisi budaya Suku Melayu Jambi, di Desa Jernih, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, pada Rabu malam (18/09/2024).
Festival biduk sayak ini merupakan bagian dari rangkaian acara Kenduri Swarnabhumi yang diselenggarakan di depan kantor Camat Air Hitam. Acara ini juga dihadiri oleh Pamong Budaya Ahli Utama, Kepala Balai Kebudayaan Wilayah V Jambi dari Kemendikbudristek, Pj Bupati Sarolangun Bachril Bakri, serta jajaran pimpinan Forkopimda dan kepala OPD Pemkab Sarolangun.
Dalam sambutannya, Gubernur Al Haris menyampaikan bahwa Kenduri Swarnabhumi memiliki makna penting dalam melestarikan nilai-nilai budaya di tengah masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya kesadaran akan lingkungan hidup, sosial, dan pendidikan.
“Dengan adanya Kenduri Swarnabhumi ini, generasi muda kita bisa mengenal tradisi biduk sayak. Tanpa festival ini, mungkin mereka tidak akan tahu apa itu tradisi biduk sayak,” ujar Al Haris.
Gubernur Al Haris juga mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai budaya lokal.
“Tugas kita, terutama generasi muda, adalah menjaga agar nilai-nilai budaya tetap hidup di tengah masyarakat. Tanpa upaya ini, warisan leluhur bisa hilang. Kenduri Swarnabhumi telah menghidupkan kembali budaya-budaya lokal kita. Minat masyarakat untuk mengenal budaya lama sangat tinggi, yang juga menunjukkan adanya kesadaran terhadap budaya, lingkungan, dan kehidupan sosial,” lanjutnya.
Al Haris berharap agar Kenduri Swarnabhumi dapat terus diselenggarakan ke depannya, karena selain melestarikan budaya, acara ini juga memberi dampak ekonomi dengan hadirnya banyak pedagang di sekitar lokasi festival.
Biduk Sayak adalah tradisi Suku Melayu Jambi di Kecamatan Air Hitam yang bertujuan untuk menghibur serta mempererat hubungan sesama manusia, alam, dan Pencipta. Kesenian adat ini biasanya ditampilkan pada malam hari setelah acara pernikahan oleh kelompok muda-mudi di Air Hitam, Tanah Nan Bajenang Menyatu Dalam Sepucuk Adat Serumpun Peseko.(*)
Penulis: Khotib Syarbini
Editor: Paisal Kumar
LEAVE A REPLY