MERAIH KUNCI KEMAKMURAN
Oleh: Bahren Nurdin, SS MA
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang majemuk, kita selalu mencari jalan menuju kemakmuran. Dalam pandangan Islam, kemakmuran bukan sekadar pencapaian materi, melainkan keseimbangan antara kesejahteraan dunia dan kebahagiaan akhirat. Melalui artikel singkat ini, saya ingin berbagi beberapa kunci yang dapat membuka pintu kemakmuran dalam perspektif Islam.
Pertama, iman dan takwa menjadi fondasi utama. Keyakinan kuat kepada Allah SWT dan ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya membuka pintu keberkahan dalam hidup. Ini bukan sekadar ritual, tetapi cara hidup yang memengaruhi setiap aspek kehidupan kita.
Dalam praktiknya, iman dan takwa ini termanifestasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari kejujuran dalam bermu'amalah, ketulusan dalam beribadah, hingga keikhlasan dalam membantu sesama. Ketika seseorang memiliki iman yang kokoh, ia akan lebih tahan menghadapi berbagai ujian hidup.
Takwa menjadi kompas moral yang mengarahkan setiap langkah dan keputusan. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kemakmuran, bukan hanya secara individu, tetapi juga dalam skala masyarakat. Ketika nilai-nilai ini dipegang teguh oleh banyak orang, terbentuklah suatu tatanan sosial yang lebih adil, harmonis, dan produktif – elemen penting dalam membangun kemakmuran bersama.
Kedua, ilmu dan pendidikan adalah pelita yang menerangi jalan menuju kemajuan. Islam sangat menekankan pentingnya mencari ilmu. Dengan pendidikan yang baik, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hidup pribadi tetapi juga berkontribusi positif pada masyarakat luas.
Bukankah Allah telah menegaskan melalui firmanNya, “...niscaya Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”(QS 58/ 11).
Dalam konteks modern, pendidikan menjadi kunci untuk membuka pintu kesempatan dan inovasi. Menuntut ilmu bukan hanya tentang menghafal fakta, tetapi juga mengembangkan pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Islam mengajarkan bahwa mencari ilmu adalah ibadah, dan ini mencakup ilmu agama maupun ilmu duniawi.
Dengan pemahaman ini, seorang Muslim didorong untuk terus belajar sepanjang hayat, mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Pendidikan yang holistik ini memungkinkan umat Islam untuk menjadi agen perubahan positif, memajukan teknologi dan ilmu pengetahuan, sekaligus menjaga keseimbangan spiritual. Inilah salah satu kunci utama dalam membangun peradaban yang maju dan beradab.
Ketiga, etos kerja dan profesionalisme adalah kunci sukses dalam karier. Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja keras dan mengejar keunggulan (ihsan) dalam setiap pekerjaan. Sikap ini tidak hanya membawa kesuksesan pribadi tetapi juga mengangkat martabat umat.
Keempat, manajemen keuangan yang bijak sesuai prinsip syariah membawa keberkahan. Zakat, infaq, dan sedekah bukan sekadar kewajiban, tetapi mekanisme distribusi kekayaan yang adil. Praktik ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan.
Kelima, akhlak mulia adalah mahkota kehidupan seorang Muslim. Karakter yang baik bukan hanya memperkuat hubungan antar manusia, tetapi juga membuka pintu ridha Allah. Dalam dunia yang semakin individualistis, akhlak mulia menjadi penyeimbang yang sangat dibutuhkan.
Terakhir, keseimbangan antara orientasi dunia dan akhirat adalah kunci kemakmuran sejati. Islam mengajarkan kita untuk tidak melupakan nasib di akhirat sambil mengejar kesuksesan duniawi. Keseimbangan ini menciptakan kedamaian batin yang tak ternilai harganya.
Akhirnya, saya mengajak kita semua, terlepas dari latar belakang dan keyakinan, untuk merenungkan prinsip-prinsip ini. Meskipun berakar pada ajaran Islam, nilai-nilai universal ini dapat menjadi panduan bagi siapa pun yang mencari jalan menuju kemakmuran yang hakiki.
Mari kita bangun Indonesia yang makmur, bukan hanya dalam hal materi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai. Dengan menerapkan kunci-kunci ini dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, adil, dan harmonis. Kemakmuran sejati ada dalam genggaman kita, tinggal bagaimana kita meraihnya dengan kearifan dan kebijaksanaan. Semoga
(Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah NSW, Australia)
Penulis: Bahren Nurdin
Editor: Khotib Syarbini
LEAVE A REPLY