Gus Yusuf: Cak Imin Tak Boleh Bicara Pilpres 2024

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (FOTO: Humas PKB)

Gus Yusuf: Cak Imin Tak Boleh Bicara Pilpres 2024

83,332
0

JAMBIIN.COM-Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), makin percaya diri bahwa Ketua Umum Muhaimin Iskandar akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Prabowo Subianto. Mulai Senin (19/6) kemarin, Muhaimin tidak boleh berbicara soal Pilpres 2024.

"Rapat pleno DPP PKB memutuskan agar Gus Muhaimin Iskandar mulai hari ini (kemarin, Red) dipingit, kalau istilah bahasa Jawa. Dipingit tidak boleh bicara soal pilpres. Cukup mendelegasikan ke pengurus DPP," kata Ketua DPP PKB Muhammad Yusuf Chudlori seusai rapat di kantor partai di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat.

Menurut Gus Yusuf, sapaan akrabnya, Muhaimin ibarat pasangan pengantin. Dalam tradisi Jawa, pengantin itu harus mulai masuk kamar, berbenah, dan bersiap-siap. Para ulama dan jajaran dewan syura DPP PKB meminta Muhaimin tidak berbicara soal politik.

Gus Yusuf menegaskan, sudah cukup Muhaimin berbicara dan melakukan sosialisasi. Kini, saatnya semua diserahkan kepada pengurus DPP. ’’Ibaratnya tinggal ngurus kelengkapan pernikahannya. Itu sudah diurus tim dari DPP agar Gus Muhaimin lebih fokus persiapan,’’ ungkapnya.

Rapat pleno kemarin juga meminta pengurus DPP untuk tetap menjaga keputusan muktamar Bali yang menetapkan bahwa Muhaimin harus maju sebagai capres atau cawapres. ’’Saya tegaskan lagi, sampai hari ini, DPP PKB belum ada alternatif lain. Tetap Gus Muhaimin sebagai capres atau cawapres, sesuai amanat muktamar di Bali,’’ katanya.

Gus Yusuf menambahkan, pihaknya percaya bahwa Partai Gerindra akan menjaga dukungan dan komitmen sampai Pemilu 2024. Menjaga kebersamaan dan saling menghargai.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid menyatakan, karena Muhaimin sudah dipingit, maka sudah ada pasangannya. Tentu pasangannya adalah Prabowo Subianto. Namun, keputusan penetapan capres-cawapres tetap di tangan Muhaimin dan Prabowo. Dia belum bisa memastikan kapan pengumuman capres-cawapres itu. 

Penulis:

Editor: Khotib Syarbini