SUKSES ITU APA SIH?

Ilustrasi

SUKSES ITU APA SIH?

104,641
0

Jika saya bertanya, 'apakah anda sudah sukses?' Saya dapat pastikan masing-masing kita memiliki jawaban yang berbeda. Bisa ya bisa tidak.

Lantas, bagaimana memaknai kata sukses? Melalui artikel singkat ini saya hanya ingin mencoba ‘mem-framing’ kata ‘sukses’ dengan konsep sederhana yang saya fahami. Tentunya anda boleh untuk tidak setuju atau berbeda dengan apa yang saya sampaikan. Deal!

Kesuksesan adalah tujuan yang diidamkan oleh banyak orang di dunia ini. Namun, definisi kesuksesan dapat berbeda-beda bagi setiap individu. Bagi sebagian orang, kesuksesan diukur dari harta, jabatan, atau populeritas.

 Namun, bagi saya, kesuksesan sejati tidak dapat diukur semata-mata dari aspek materi tersebut. Kesuksesan sejati itu saya letakkan dalam bingkai (framing) dua kalimat ini: Kepada Allah, taat. Bagi manusia, bermanfaat.

Tegasnya, kesuksesan seseorang dapat diukur dari dua kalimat ini. 

Taat kepada Allah adalah pondasi utama dari kesuksesan sejati. Ketaatan kepada Allah mencakup pengamalan ajaran-Nya, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Taat kepada Allah membentuk landasan moral dan spiritual yang kokoh dalam hidup seseorang.

Ketika seseorang hidup dalam ketaatan kepada-Nya, ia memiliki hubungan yang kuat dengan penciptanya dan mengikuti jalan yang diridai oleh-Nya. Ketaatan kepada Allah memberikan kebahagiaan yang mendalam dan kedamaian batin yang tidak ternilai harganya. 

Dalam pandangan saya, kesuksesan sejati tidak dapat dicapai tanpa adanya kehidupan yang taat kepada Allah.

Selanjutnya, memberikan manfaat bagi orang lain adalah aspek penting lainnya dalam mencapai kesuksesan sejati. Ketika seseorang mampu memberikan manfaat dan memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain, itu adalah tanda kesuksesan yang sejati. 

Kesuksesan yang berpusat pada diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain hanya akan menghasilkan kekosongan dan kekecewaan yang dalam. Sebaliknya, ketika seseorang memberikan manfaat bagi orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, ia menciptakan ikatan emosional dan sosial yang bermanfaat dalam masyarakat. Memberikan manfaat kepada orang lain merupakan wujud nyata dari cinta kasih dan empati terhadap sesama.

Dalam perspektif ini, kesuksesan sejati adalah ketika seseorang semakin taat kepada Allah dan semakin banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Keduanya saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain. Ketaatan kepada Allah membimbing individu untuk berbuat baik dan berkontribusi secara positif dalam kehidupan orang lain.

Memberikan manfaat bagi orang lain adalah bentuk konkret dari ketaatan kepada Allah. Ketika seseorang menjadi lebih taat kepada Allah, ia juga akan semakin peka terhadap kebutuhan dan penderitaan sesama manusia, sehingga mendorongnya untuk memberikan manfaat dan membantu sesama.

Lantas di mana posisi harta, jawabatan, populeritas dll? Hal-hal ini seyogyanya hanya akan menjadi alat (tools) untuk mencapai kesuksesan itu; bukan kesuksesan itu sendiri. Dengan harta orang suskes akan bersedekah sehingga dekat dengan Allah dan dicintai orang lain. Dengan jabatan dia bisa memudahkah urusan orang lain sehingga menjadi jalan ketakwaan dan membantu orang lain.


Dan sebaliknya, tidaklah disebut orang sukses jika jabatannya digunakan untuk korupsi, membunuh orang lain, dan melakukan banyak kejahatan. Dengan uang dia dengan mudah merendahkan orang lain. Dan seterusnya. 

Dengan konsep ini, orang boleh jadi apa saja, memilki harta seberapa pun, memiliki kekuasaan atau tidak, selagi dia memenuhi dua unsur di atas maka dia sukses. Dan sebaliknya!

Akhirnya, kesuksesan sejati tidak dapat diukur semata-mata dari aspek materi. Bagi saya, kesuksesan sejati terletak pada seberapa taat kepada Allah dan seberapa besar manfaat dirinya  bagi orang lain. Ketaatan kepada Allah membentuk dasar spiritual yang kuat, sementara memberikan manfaat bagi orang lain menciptakan hubungan sosial yang berarti. Kedua aspek ini saling terkait dan saling memperkuat, menghasilkan kesuksesan yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Maka, marilah kita mengejar kesuksesan sejati dengan semakin taat kepada Allah dan semakin banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Semoga. (rey)

Penulis: Bahren Nurdin (Pengamat Sosial)

Editor: Andrey