Sawit Tak Laku, Ekonomi Beku
JAMBIIN.COM, Sengeti - Setelah keluarnya pelarangan ekspor sawit oleh Presiden Jokowi pada akhir pekan lalu, dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya petani kelapa sawit.
Dari Pantauan Redaksi dilapangan saat ini di Beberapa Tempat diwilayah Muarojambi Terjadi penumpukan Buah sawit Sehingga Mengakibatkan Perusahaan Maupun Agen Menghentikan Pembelian.
Budiman Kepala Desa Seponjen Kumpeh Muaro Jambi mengatakan Kebijakan Presiden tentang larangan Impor Sawit sawit sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Desa terutama di Daerah Muarojambi yang mengandalkan sumber perkonomian dari perkebunan kelapa sawit.
"Dengan Kebijakan Presiden Jokowi saat ini, Masyarakat Petani Sawit dirugikan, Ekonomi Masyarakat Melemah." ujarnya Senin (15/05/2022).
Dia menjelaskan saat ini terjadi penumpukan truk pembawa sawit hasil petani. Menurutnya kondisi penumpukan truk dan Kapal sawit ini tentu menyulitkan bagi para Petani, dimana semua orang Pasca Libur Lebaran membutuhkan uang belanja. Karena itu pihaknya berharap agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan di tengah masyarakat akibat kondisi tersebut.
"Kami juga harap ada kebijakan nasional yang tidak mengganggu petani sawit, dan menjadi solusi agar semua produksi sawit bisa diterima kembali oleh pabrik yang ada di Provinsi Jambi, karena memang apabila buah sawit ada banyak menyebabkan pabrik tidak bisa menerima dan menampung akibat tidak sesuai dengan kapasitas daya tampungnya," ujarnya.
Di sisi lain petani sawit selama ini tidak bisa menunda jadwal panen buah sawit, dan harus dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Karena apabila panen ditunda, buah sawit yang dihasilkan menjadi terlalu matang dan kualitasnya menurun, yang akhirnya harga jual di pabrik akan semakin dipotong dari harga biasanya. Lalu apabila panen sawit tidak dilakukan, risiko terbesar yang akan diterima petani adalah pohon sawit akan rusak akibat buah yang matang tidak diambil. Tentu situasi tidak ideal ini harus segera dicarikan solusinya oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan usai adanya larangan ekspor sawit.(van)
Penulis:
Editor:
LEAVE A REPLY