Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas
Kementrian Agama Sukses Selenggarakan Ibadah Haji 2023 Humanis dan Ramah Lansia
Oleh M. Yusuf, S.H.,M.H
Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Pelaksanaan Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam menjadi dambaan semua umat muslim dunia, demikian halnya rakyat Indonesia yang merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar didunia, salah satu tugas Kementerian Agama RI adalah melaksanakan penyelenggaraan ibadah haji, melalui proses yang sangat panjang mulai proses pendaftaran, penantian antrian keberangkatan, sampai dengan tahap pelunasan, proses pemberangkatan, pelaksanaan ibadah haji ditanah suci hingga proses kepulangan ketanah air, merupakan hal yang sangat kompleks membutuhkan kepiawaian nahkoda yang tanggung, hal ini dapat dibuktikan oleh Kementerian Agama dengan mengurus massa dalam jumlah banyak, pelaksanaan ibadah haji dilakukan dengan professional, sistematis, terkoordinasi dengan baik, agar semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.
Dalam sejarah keberangkatan jamaah haji tentu disesuiakan dengan jumlah kouta yang berikan otoritas kerajaan arab Saudi, tercatat penulis hanya memulai mengkaji sejak tahun 2010-2011 Jumlah Kouta nya 221.000 orang, Tahun 2012-2013 jumlah kuota nya 168.000 orang dan jumlah kouta jamaah haji tahun 2017-2019 ada 221.000 jemaah. Sementara Proses pemberangkatan haji saat pandemic Covid memberikan cerita tersendiri khususnya kepada kelompok jamaah haji yang harus menunda keberangkatannya khususnya pada Tahun 2020-2021,Indonesia tidak mendapatkan kuota haji dan harus menunda proses pemberangkatan jamaah haji Indonesia karena pertimbangan kemaslahatan umat. Namun dengan kepiawaian melakukan diplomasi dengan otoritas Kerajaan Arab Saudi, Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas mendapat kepercayaan khusus dengan memberikan tambahan quota, jumlah jemaah haji Indonesia tahun 2023 meningkat Merujuk pada Keputusan Menteri Agama Nomor 189 Tahun 2023 tentang Kuota Haji Indonesia 1444 H/2023 M ditetapkan bahwa kuota haji Indonesia 1444 H/2023 M berjumlah 221.000 Dengan adanya tambahan kuota sebanyak 8.000 maka total kuota haji Indonesia tahun 1444 H/2023 M menjadi 229.000. Kuota ini meningkat dari tahun sebelumnya, 2022 ini tidak terlepas dari kepiawaian Menag RI yang dianggap sukses menyelanggarakan pelaksanaan ibadah haji tahun sebelumnya, tentu saja hal ini disambut dengan suka cita oleh semua lapisan masyarakat Indonesia, wabil khusus para lansia yang mendapatkan perhatian khusus dan menjadi tema pelaksanaan haji ramah lansia Tahun 2023.
Humanisme dalam haji telah dibuktikan dengan diberangkatkannya jamaah haji Lansia, dilansir dari data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per 23 Maret 2023 menunjukkan, ada 66.943 jemaah haji lansia akan diberangkatkan pada tahun ini Berdasarkan kelompok usianya, 65-74 tahun merupakan kelompok usia lansia yang paling banyak. Jumlahnya mencapai 45.796 orang atau 68,4% dari total jemaah lansia. Kelompok usia terbanyak kedua adalah 75-84 tahun yang berjumlah 12.912 orang atau 19,3% dari total jemaah lansia. Ada juga kelompok 85-94 tahun sebanyak 7.680 orang atau setara 11,5%. Terakhir, kelompok di atas 95 tahun sebanya 555 orang atau 0,8%. Dengan tingginya jumlah lansia dengan klasifikasi umur diatas 50 Tahun kemenkes yang bekerjasama dengan Kementerian Agama RI, telah melakukan berbagai upaya konkrit dan strategi untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian jamaah haji indonesi dengan melakukan pembentukan tim gerak cepat atau pembentukan Emergency Medical Team dengan fungsi melakukan deteksi dini, tanggap darurat pada kejadiaan kegawatdaruratan medis, dan melaksanakan rujukan jamaah yang membutuhkan perawatan klinik, KKHI dan RSAS.
Dengan tim yang terdiri dari Dokter Spesialis, dari bidang anestasi, penyakit bedah, saraf, jantung, Dokter Umum, perawat, IGD,ICU dan ER. Layanan haji yang humanis dengan mmberikan hak yang sama tanpa batasan umur untuk berangkat ketanah suci dengan ramah kepada lansia ini dilakukan dengan sangat serius Kementerian Agama RI memberikan pembekalan, pelatihan khusus kepada semua PPIH yang bertugas mengenai karakteristik lansia, masalah-masalah lansia, cara menggunakan alat bantu lansia, sampai dengan pola dan layanan lansia.
Memaknai tujuan pelaksanaan humanisme dalam haji juga tampak dari pelaksanaan yang harus memenuhi syarat dan rukunnya dan banyak melakukan hal-hal sunah haji. Dalam melaksanakan ibadah haji memberikan tarbiyah yang sangat besar, mulai dari kebebasan manusia atas dasar kemerdekaan dari belenggu kelas sosial dunia, menanam berbagai macam sikap terpuji salah satunya melatih kesabaran dan keikhlasan karena dalam pelaksanaan ibadah haji ada yang melaksanakan dengan sangat mudah tanpa hambatan dan ada pula yang melaksanakan ibadah haji dengan berbagai cobaan, hambatan yang semestinya dihadapi dengan kesabaran dan keikhlasan, hikmah selanjutnya adalah membebaskan diri dari belenggu sifat-sifat tercela.
Dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 idealnya sudah dilakukan sesuai denga tujuan pelaksanaan ramah lansia hal ini dapat dilihat dari berbagai sumber bagaimana kerja keras PPIH dalam memberikan layanan terbaik kepada semua jamaah haji Indonesia agar dapat melaksanakan ibadah dengan nyaman dan tenang, akan tetapi dengan perbedaan usia yang variatif tentu memiliki tantangan maupun hambatan tersendiri ditambah dengan kondisi cuaca yang cukup terik dan berbagai permasalahan non teknis yang terjadi dilapangan, dilansir dari berbagai media sosial yang memuat berita maupun informasi tentang jamaah haji Indonesia terlantar di Muzdhalifah dengan narasi menyudutkan Kementerian Agama, menurut hemat penulis hendaknya kita menilainya secara objektif akar permasalahan nya karena kepadatan pelaksanaan wukuf di Muzdhalifah, cuaca terik yang ekstrem dan keterlambatan kendaraan evakuasi karena kemacetan yang sulit terurai dan sangat padat, perlu diketahui bahwa suksesnya pelaksanaan ibadah haji juga sangat ditentukan oleh sektor transportasi, sarpras, dll Kementerian agama tidak memiliki peran yang dominan, karena tata kelola berada dalam otoritas pemerintah Arab Saudi. Koordinasi lintas sektor antara Kemenag, mitra di Arab Saudi, demikian Pemerintah Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Agama telah menyampaikan kekecewaan nya kepada Mashariq yang memberikan pelayanan yang kurang baik kepada jamaah haji asal Indonesia khususnya pelayanan di Arafah-Muzdhalifah-Mina yang menjadi tanggung jawab mereka yang idealnya harus cepat tanggap serta sudah mampu mendeteksi lebih awal hal yang tidak di inginkan dengan memaksimal tempat peristrihatan, persediaan makanan, minuman yang cukup. Berdasarkan pandangan penulis keliru kiranya jika kita menilai sesuatu dengan tidak objektif dan proporsional karena kesuksesan penyelenggaraan Haji tidak hanya ditentukan oleh Kementerian Agama tapi juga oleh lintar sektor dan Mitra di Arab Saudi. Dan menurut penulis kinerja Kementerian Agama layak mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya melaksanakan ibadah haji tahun 2023 yang humanis dan ramah lansia. (*)
Penulis: M. Yusuf, S.H.,M.H
Editor: Andrey
LEAVE A REPLY