Inovasi dan Kebijakan Bupati Romi Pro Petani Tanjung Jabung Timur Menuju Kesejahteraan dan Keberlanjutan Sektor Pertanian

Bupati Tanjab Timur Romi Hariyanto.

Inovasi dan Kebijakan Bupati Romi Pro Petani Tanjung Jabung Timur Menuju Kesejahteraan dan Keberlanjutan Sektor Pertanian

33,535
0

JAMBIIN.COM-Upaya Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengantisipasi krisis pangan boleh diacungkan jempol. Soalnya semua kebijakan pemerintah di bidang pangan sangat pro terhadap masyarakat Tanjung Jabung Timur. 

Hampir 10 tahun kepemimpinan Bupati Romi Hariyanto banyak membuat gebrakan yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat Tanjabtim. Ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Romi Hariyanto selama menjadi pemimpin di Tanjabtim. 

Berbagai tudingan muncul terhadap kepemimpinan Romi Hariyanto. Namun hal itu seolah bagai angin lalu, karena program demi program bergulir hingga masyarakat mendapatkan dampaknya. 

Lebih dari 60 persen atau sekitar 140.498 penduduk bertumpu pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. 

Dari sektor ini berkontribusi sebesar 21,44 persen bagi PDRB, Kontributor terbesar kedua setelah  pertambangan dan penggalian. Pada Tahun 2022, Nilai Tukar Petani mencapai 140,63 persen, sedangkan Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) hingga medio 2023 sebesar 107,06%. 

"Segala upaya sudah kita tingkatkan," Ujar Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto. 

Selain itu Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur juga melaksanakan program unggulan daerah Gerakan Meningkatkan Indeks Pertanaman (GEMPITA PADI) sebagai upaya meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, yaitu dari IP 100 menjadi IP 200 dengan target luas tanam dan panen sebesar 2.055 hektar pada 2023.

Saat ini, kata Romi Produksi padi gabah kering giling tahun 2022 mencapai  58.554,80 ton, sedangkan tahun ini, Per Juli telah diproduksi sebesar  25.683,00 ton. 

"Sementara ketersediaan beras per Agustus 2023 tercatat  surplus," katanya. 

Dia melanjutkan ketersediaan beras saat ini dengan produksi 431,5 ton untuk kebutuhan 427 ton. 

Lalu dari sektor lainnya data tahun 2022 produksi sektor perkebunan sawit ± 76.378 ton kelapa dalam  57.295 ton, pinang  19,933 ton, kopi Liberika  1,237 ton, lada sembilan ton, karet  7.757 ton dan kakao  265 ton.

"Selain upaya peningkatan produksi peningkatan daya saing dan keberlajutan usaha perkebunan masyarakat menjadi perhatian serius pemerintah baik yang bersumber dari APBN, APBD provinsi maupun APBD kabupaten," katanya lagi. 

Pada Tahun 2022 telah digelontorkan bantuan bibit pinang seluas  400 Ha dan sebanyak 5.500 bibit. Pinang merupakan salah satu komoditas primadona di kabupaten yang didominasi hydrogambut ini.

"Terbukti pinang mampu mendorong percepatan capaian tingkat kesejahteraan penggiatnya," jelasnya. 

Namun sayang belakangan komoditas ini tak terserap pasar dan harganya anjlok ratusan hektar perkebunan pinang masyarakat bahkan sudah ditebang akibat tak seimbangnya biaya pemeliharaan dengan hasil panen. Hal itu bermuara pada tata niaga pinang yang menempatkan petani pada posisi tawar sangat lemah.

Menyikapi kondisi itu, Bupati H Romi Hariyanto mengambil langkah sigap sejumlah upayanya melakukan untuk memperbaiki tataniaga pinang utamanya ekspor. Bupati bahkan menginisiasi terbentuknya asosiasi petani pinang Indonesia agar petani tidak bermain sendiri – sendiri di tengah pasar global yang semakin menekan. 

Bupati dengan supervisi Kementerian Perdagangan telah dilakukan rapat melibatkan beberapa buyer potensial di Newdelhi India selain itu juga akan memfasilitasi terbukanya hubungan dagang dengan negara pengimpor lain seperti Iran, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Bangladesh dan Pakistan Biaya masuk pinang Indonesia ke India yang mencapai 108 persen diharapkan bisa dinegosiasi ulang.

Sementara itu Kepala Bappeda Tanjung Jabung Timur, Ali Fahrudin mengatakan Komitmen dan strategi untuk meminimalisir tantangan Pembangunan Pertanian pangan Padi di kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan hal yang prioritas. 

Dia mengatakan beberapa Kebijakan strategis yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur di bawah kepemimpinan Bupati Tanjung Jabung Timur Romi Hariyanto, sebagai motor penggerak sumber daya yang tersedia dengan berbagai akasi (1) Meningkatkan aksesbilitas menuju sentra Produksi Pertanian (2) Meningkatkan sarana pengairan/jaringan irigasi, dan jalan usaha tani (3) Optimalisasi dan Fasilitasi penyediaan Benih, Herbisida, Pestisida, Pupuk dan juga Alsintan.

"Serta Peningkatan Kapasitas SDM melalui penguatan peran penyuluh dan pelatihan kewirausahaan bagi kelompok tani, " katanya. 

Dia juga mengatakan Pada Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan khususnya PADI, beberapa tantangan Pembangunan yang dihadapi dan ditemukan dilapangan diantaranya (1) Alih Fungsi Lahan (2) Aksebiltas menuju sentra belum merata kondisi BAIK (3) Kerusakan Jaringan Irigasi dan Tanggul (4) Terbatasnya sarana HILIRISASI berteknologi tinggi (5) Terbatasnya Sapras Pasca Panen dan Alsintan (6) Terbatasnya Kapasitas SDM & Kelembagaan Petani (7) Terbatasnya Akses Jejaring Pemasaran (8) Fluktuasi Harga Perolehan diterima Petani.

"Itu semua akan terus kita maksimalkan untuk dihadapi dan menghasilkan yang terbaik," katanya. 

Sementara itu pengamat pemerintahan Navarin Karim mengapresiasi capaian Bupati Tanjung Jabung Timur menghadapi rawan pangan yang ada di Tanjabtim. 

"Ini bisa menjadi contoh buat daerah lain agar bisa mempertahankan lahan untuk pangan dan bisa lebih baik lagi," katanya. 

Dia mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan surplus pangan di Tanjung Jabung Timur. 

Pertama adalah kebijakan Romi Hariyanto yang mewajibkan ASN dan pejabat daerah setempat untuk membeli hasil tani dari petani daerah. Ini baik sehingga perputaran uang kembali ke daerah. 

"Juga memberikan motivasi bagi petani karena hasil taninya dibeli oleh masyarakat setempat," katanya. 

Kedua kelompok tani di Tanjung Jabung Timur yang solid. Adanya kekompakan dalam menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas. 

"Sehingga hasil tani dapat bersaing dengan hasil tani dari luar daerah secara kualitas maupun kuantitas, " katanya. 

Hal ini sebaiknya terus diterapkan, petani terus didukung sehingga dapat memberikan hasil tani yang berkualitas dan berdaya saing. 

"Mereka para petani juga tidak tergiur untuk menjual lahannya untuk dibuat bangunan tapi malah dipertahankan menjadi sektor pertanian yang unggul," katanya. (*)

Penulis: Khotib Syarbini

Editor: Khotib Syarbini