Harga Emas Naik Akibat Ketegangan Konflik Iran-Israel

Harga Emas Naik Akibat Ketegangan Konflik Iran-Israel

32,121
0

JambiIn.com-Harga emas dunia mengalami kenaikan pada hari Senin (15/4) akibat sentimen risiko dari eskalasi konflik antara Iran dan Israel, yang memicu kekhawatiran akan potensi konflik regional yang lebih luas.

Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel sebagai respons terhadap dugaan serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada tanggal 1 April 2024. 
Tindakan ini menandai serangan langsung pertama Iran terhadap Israel, yang memicu kegelisahan di kawasan Timur Tengah.

Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan terlibat dalam serangan balasan terhadap Iran. 

Meskipun demikian, Israel menyatakan bahwa kampanye ini belum berakhir.

Ketegangan yang meningkat di kawasan tersebut mendorong perpindahan dana ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti emas. 

Akibatnya, harga emas naik 0,51 persen menjadi USD 2,356.39 per ounce, melanjutkan kenaikan sebesar 1,6 persen dari minggu sebelumnya.

Sementara itu, harga minyak tidak bereaksi secara signifikan terhadap berita konflik tersebut, karena para pedagang telah mengantisipasi potensi gangguan pasokan akibat serangan balasan dari Iran. 

Harga minyak mentah berjangka Brent turun menjadi USD 90,01 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun menjadi USD 85,13 per barel.

Kepala Ekonom Kelompok di Capital Economics, Neil Shearing, mengatakan bahwa risiko utama bagi perekonomian global adalah potensi konflik regional yang lebih luas dan dampaknya terhadap pasar energi. 

Kenaikan harga minyak dapat menyulitkan upaya untuk mengendalikan inflasi di negara-negara maju.

Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS tetap tinggi karena para pedagang menurunkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) tahun ini, terutama setelah data ekonomi AS yang kuat, termasuk laporan inflasi yang melampaui perkiraan pada minggu sebelumnya.

Kondisi ini menambah pandangan bahwa suku bunga AS dapat tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, mempengaruhi keputusan kebijakan moneter The Fed yang diperkirakan tidak akan mengalami pelonggaran pada bulan Juni. (*/JawaPos.com)

Penulis: Khotib Syarbini

Editor: Khotib Syarbini