Gunung Kerinci Erupsi Lagi

Sumber: Jambione

Gunung Kerinci Erupsi Lagi

139,019
0

JAMBIIN.COM, KERINCI – Gunung Kerinci kembali erupsi, Rabu (15/2) siang. Letusan abu Vulkanik dengan warna kecoklatan setinggi lebih kurang 200 meter itu disertai gempa embusan dan tremor dengan amplitudo 0,5 hingga 2 milimeter.

Kepala Pos Pemantauan Gunung Kerinci Irwan Safwan mengatakan, erupsi terjadi pukul 12.07 WIB. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak atau 4.005 meter di atas permukaan laut.

Menurut dia, kolom abu teramati berwarna coklat dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2 mm dan durasi sementara ini ± 5 menit. "Seismograf terekam gempa hembusan dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5 s.d 2 mm dominan 1 mm. Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat, " katanya.

Irwan mengatakan, saat ini status Gunung Kerinci berada pada Level II (Waspada). Pihaknya merekemonedasi masyarakat di sekitar Gunung kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki ke puncak dalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktifitas didalam radius bahaya/KRB III).

"Sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan,"katanya.

Sebelumnya, Gunung Kerinci juga mengalami erupsi pada 12 Januari 2023 lalu. Ketika itu semburan abu vulkanik dari mawah gunung berapi itu mencapai ketinggian 1200 meter. Ini lebih tinggi dari hari sebelumnya dengan ketinggian semburan 900 meter.

Saat itu, pada seismik terekam tremor menerus dengan amplitudo maksimal 5 mm dominan 3 mm. Sehari sebelumnya, 11 Januari 2023, Gunung Kerinci juga mengeluarkan semburan abu dengan ketinggian 900 M di atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 3 mm dan durasi sementara ini ± 8 menit 20 detik.  (***)

Penulis:

Editor: