Berpolemik, Angkutan Batu Bara Jambi di Stop
JAMBIIN.COM, JAMBI - Polda Jambi mendukung langkah tegas Gubernur Jambi Al Haris menghentikan aktivitas angkutan batu bara. Seperti diketahui, penghentian itu dilakukan buntut dari kemacetan parah akibat truk batu bara di jalan lintas Sarolangun-Tembesi sejak Senin malam (27/2/2023).
Dukungan terhadap langkah gubernur itu disampaikan Dirlantas Polda Jambi Kombes Pol Dhafi. Menurut dia Direktorat Lalu Lintas Polda Jambi mendukung penuh apa yang telah diintruksikan Gubernur. Penghentian sementara operasional angkutan Batu bara diberlakukan mulai Rabu, 1 Maret 2023 sampai waktu yang belum ditentukan.
Dhafi mengatakan Pemprov Jambi harus melakukan langkah kongkrit terkait Kemacetan panjang yang terjadi akibat mobilisasi angkutan batu bara. Seharusnya, kata dia, Pemprov Jambi dari awal sudah harus mengambil langkah kongkrit terkait permasalahan angkutan batu bara.
“Memang batu bara ini menjadi permasalahan yang serius. Jadi harus ada langkah kongkrit agar kejadian kemacetan karena melebihi tonase, truk patah as, jalan rusak dan parkir di bahu jalan dapat teratasi, ” katanya.
Dhafi mengatakan, salah satu penyebab kemacetan adalah truk kelebihan tonase yang menyebabkan patah as. Dampak lainnya jalan jadi Rusak. Kemudia truk batubbara parkir dibahu jalan.
“ Patah As yang sering terjadi akibat kelebihan muatan tonase. Jadi Pemprov Jambi khususnya Dinas Perhubungan harus menyiapkan timbangan portabel untuk mengetahui jumlah tonase kendaraan sehingga tidak ada lagi patah as akibat kelebihan muatan (over Kapasitas) ,” jelasnya.
Terkait angkutan batu bara yang parkir di bahu jalan seperti di depan pasar, depan tempat ibadah dan sekolah, Pemprov Jambi melalui Dishub harus memasang rambu-rambu lalulintas larangan parkir di daerah-daerah rawan macet dan tempat-tempat krusial. Dengan begitu pihak kepolisian punya dasar hukum untuk melakukan penindakan.
“ Bila semua itu belum dilakukan, kita tidak akan membuka jalan untuk mobilisasi angkutan truk batu bara. Kita alam buka jika pemasangan rambu telah dilaksanakan " tegasnya.
Kemudian soal jalan berlubang, menurut Dhafi, Pemprov dan pihak terkait harus bisa efisien pengerjaannya. Sehingga tidak ada lagi jalan yang berlubang dan menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan.
" Yang paling utama penyebab kemacetan adalah over tonase yang menyebabkan jalan rusak dan Patah As. Sehingga kita minta untuk dilakukan uji petik di mulut tambang yang diawasi Tim Satgas Batu bara oleh TNI dan Polri serta Dinas Perhubungan, " tutupnya. (*)
Penulis:
Editor:
LEAVE A REPLY