RUMUS KEHIDUPAN: SUDAHI

RUMUS KEHIDUPAN: SUDAHI

32,126
0

Oleh: Bahren Nurdin
Hidup ini tak pernah lepas dari berbagai ujian dan tantangan. Setiap hari, kita dihadapkan pada beragam masalah, baik yang bersumber dari diri sendiri maupun orang lain. Sebagai seorang yang telah lama berkecimpung dalam dunia sosial dan kebijakan publik, serta dipercaya menjadi pembicara di berbagai seminar motivasi (mind-provocator), saya ingin berbagi sebuah rumus sederhana.

Rumus ini saya sebut: SUDAHI: (SenyUm, DiAm, Husnuzon, dan Ikhlaskan).

Senyum: Ketika berhadapan dengan kesulitan atau orang-orang yang menyebalkan, cobalah untuk tersenyum. Mungkin terdengar klise, namun senyum memiliki kekuatan luar biasa. Secara ilmiah, tersenyum merangsang otak kita untuk melepaskan hormon endorfin, dopamin, dan serotonin. 

Hormon-hormon ini berperan dalam meningkatkan mood, mengurangi stres, dan bahkan dapat mengurangi rasa sakit. Lebih dari itu, senyum kita bisa menular kepada orang lain, menciptakan lingkungan yang lebih positif di sekitar kita.

Diam: Pepatah kuno mengatakan, ‘diam adalah emas’. Paling tidak, dengan memilih untuk diam, kita membatasi diri dari perdebatan atau pertengkaran yang tidak perlu. Meskipun sepintas terlihat seperti kekalahan, sesungguhnya dengan diam, kita telah memenangkan pertempuran melawan ego diri sendiri. 

Diam memberikan kita ruang untuk merenung, menenangkan pikiran, dan melihat situasi dengan lebih jernih.

Husnuzon: Berprasangka baik atau husnuzon adalah kunci ketenangan hati. Yakinlah bahwa apapun yang kita hadapi adalah yang terbaik dari Allah SWT. 

Dengan berprasangka baik kepada Allah dan sesama manusia, kita menciptakan kedamaian dalam diri dan membangun hubungan yang lebih positif dengan orang lain. Sikap ini juga membantu kita melihat hikmah di balik setiap kejadian, sehingga kita bisa terus belajar dan berkembang.

Ikhlaskan: Inilah puncak dari rumus SUDAHI. Keikhlasan adalah seni melepaskan, menerima apa adanya tanpa penyesalan. 

Dengan ikhlas, kita menyerahkan segala urusan kepada Allah sebagai sebaik-baik pembalas. Jika ada orang yang berbuat jahat kepada kita, yakinlah bahwa kejahatan itu sesungguhnya kembali kepada dirinya sendiri. Kita cukup menghadapinya karena Allah semata, tanpa dendam atau kebencian.

Menerapkan rumus SUDAHI dalam kehidupan sehari-hari memang bukan perkara mudah. Diperlukan latihan, kesabaran, dan konsistensi. Namun, jika kita tekun menjalankannya, insya Allah kita akan merasakan perubahan signifikan dalam hidup kita. Kita akan menjadi pribadi yang lebih tenang, bijaksana, dan bahagia. Mari belajar bersama!

Akhirnya, saya terus mengingatkan diri sendiri dan jika berkenan saya ingin mengajak kita semua untuk mulai menerapkan rumus ini dalam menghadapi berbagai situasi hidup. Yakinlah bahwa dengan SUDAHI, kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Semoga. 

Selamat mencoba dan semoga sukses selalu menyertai langkah kita. SUDAHI-lah segala keresahan, dan mulailah hidup dengan lebih bermakna.  (*/Mind-Provocator)

Penulis: Bahren Nurdin

Editor: Khotib Syarbini